Latihan (training) merupakan salah satu hal yang terpenting dalam proses penyembuhan pasien pasca operasi femur, dengan adanya latihan maka otot-otot pasien diajarkan secara dini untuk bisa terus beradaptasi terhadap trauma muskuluskeletal yang dialami yang akhirnya akan membantu mempercepat proses penyembuhan frakturnya.
Dengan memberikan aktivitas fisik berupa terapi latihan maka dapat digunakan untuk mengatasi gangguan fungsi tubuh dan gerak, mencegah timbulnya komplikasi, mengurangi nyeri pada daerah sekitar incisi dan oedema serta dapat digunakan untuk melatih aktivitas fungsional. Memang usia dan nutrisi merupakan hal pokok dalam penyembuhan luka, namun latihan tidak boleh dikesampingkan. Latihan dilakukan ketika pasien telah melewati fase ORIF (open reduction internal fixation). Bentuk latihan yang dilakukan pada pasien yang sedang berada pada fase ini:
Dengan memberikan aktivitas fisik berupa terapi latihan maka dapat digunakan untuk mengatasi gangguan fungsi tubuh dan gerak, mencegah timbulnya komplikasi, mengurangi nyeri pada daerah sekitar incisi dan oedema serta dapat digunakan untuk melatih aktivitas fungsional. Memang usia dan nutrisi merupakan hal pokok dalam penyembuhan luka, namun latihan tidak boleh dikesampingkan. Latihan dilakukan ketika pasien telah melewati fase ORIF (open reduction internal fixation). Bentuk latihan yang dilakukan pada pasien yang sedang berada pada fase ini:
- Static Contraction: Static contraction merupakan kontraksi otot secara isometrik untuk mempertahankan kestabilan tanpa disertai gerakan (Priatna, 1985). Dengan gerakan ini maka akan merangsang otot-otot untuk melakukan pumping action sehingga aliran darah balik vena akan lebih cepat. Apabila sistem peredaran darah baik maka oedema dan nyeri dapat berkurang. Contoh yang bisa diberikan yakni memberi arahan kepada pasien dengan cara mendorong tembok, dan mengangkat barbel.
- Latihan Pasif: Merupakan gerakan yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan dari luar sedangkan otot penderita rileks (Priatna, 1985). Disini gerakan pasif dilakukan dengan bantuan terapis. Contohnya dengan memandu pasien melakukan range of motion (ROM) tapi dengan bantuan perawat.
- Latihan Aktif: Latihan aktif merupakan gerakan murni yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh pasien itu sendiri. Tujuan latihan aktifmeningkatkan kekuatan otot (Kisner, 1996). Gerak aktif tersebut akan meningkatkan tonus otot sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi makanan akan diedarkan oleh darah. Dengan adanya oksigen dan nutrisi dalam darah, maka kebutuhan regenerasi pada tempat yang mengalami perpatahan akan terpenuhi dengan baik dan dapat mencegah adanya fibrotik. Contohnya sama dengan latihan pasif tapi bedanya tidak dengan bantuan perawat.
- Latihan Jalan: Salah satu kemampuan fungsional yang sangat penting adalah berjalan. Latihan jalan dilakukan apabila pasien telah mampu untuk berdiri dan keseimbangan sudah baik. Latihan ini dilakukan secara bertahap dan bila perlu dapat menggunakan walker. Selain itu dapat menggunakan kruk tergantung dari kemampuan pasien. Pada waktu pertama kali latihan biasanya menggunakan teknik non weight bearing ( NWB ) atau tanpa menumpu berat badan. Bila keseimbangan sudah bagus dapat ditingkatkan secara bertahap menggunakan partial weight bearing ( PWB ) dan full weight bearing ( FWB ). Tujuan latihan ini agar pasien dapat melakukan ambulasi secara mandiri walaupun masih dengan alat bantu.
0 Response to "Penatalaksanaan Latihan Pasca Pasca ORIF Pada Fraktur "
Post a Comment